Bawang merah merupakan komoditas nabati yang penting karena mengandung zat gizi yang sangat tinggi, merupakan bahan baku obat, dapat digunakan sebagai pelengkap bumbu masakan, memiliki beragam vitamin, dan berperan sebagai penggerak enzim dalam tubuh. Bawang merah adalah salah satu sayuran yang paling mudah beradaptasi.
Bawang merah biasanya ditanam di sawah pada musim kemarau. Keberhasilan usahatani bawang merah pada musim penghujan sangat bergantung pada kemampuan tanam terutama dalam mengatasi penyakit tanaman dan serangga hama / penyakit, pemilihan varietas, pengelolaan lahan yang tepat dan pemupukan yang efektif.
Bawang merah merupakan tumbuhan yang membutuhkan banyak unsur hara selama masa pertumbuhan vegetatif atau pembentukan umbi, pemekaran dan pematangan.
Pemupukan harus dilakukan dengan jenis yang tepat, tepat waktu, dengan cara yang benar dan kombinasi yang tepat.
Pemupukan yang tepat juga merupakan salah satu cara penting untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan patogen patogen pada tanaman bawang merah.
Pemupukan merupakan salah satu faktor penentu peningkatan hasil panen. Dianjurkan untuk menggunakan pupuk yang direkomendasikan untuk memberikan hasil yang menguntungkan secara ekonomi. Oleh karena itu, efek pemupukan yang diharapkan tidak hanya akan meningkatkan hasil per satuan luas, tetapi juga meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Hal ini dikarenakan persentase penggunaan pupuk di tingkat petani yang tinggi yang dapat menimbulkan permasalahan terutama defisiensi mikronutrien, pemadatan tanah dan pencemaran lingkungan.
Untuk menghasilkan jumlah dan berat bola daun bawang yang tinggi, tanaman harus tumbuh dengan baik dan cepat. Tanaman membutuhkan pupuk NPK sebagai sumber hara untuk proses pertumbuhannya.
Tanaman bawang merah menyerap makronutrien dalam jumlah besar, seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), dari tanah. Namun karena sistem pertanian berkelanjutan, unsur-unsur ini tidak selalu tersedia di dalam tanah.
Pemberian pupuk nitrogen dan kalium sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta hasil benih dan umbi bawang merah. Unsur hara N adalah komponen protein, asam nukleat, enzim, nukleoprotein dan alkaloid. Kekurangan nitrogen membatasi pembelahan dan ekspansi sel. Pupuk nitrogen dosis tinggi tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi bawang merah. Jika diberikan pupuk nitrogen, hasil bawang merah hanya akan meningkat 32%, dua kali lipat dari dosis sebelumnya. Dengan kata lain, pemberian pupuk dengan dosis tinggi tidak dapat menjamin peningkatan hasil.
Biasanya petani bawang hijau kurang memahami kebutuhan pupuk yang tepat saat bercocok tanam. Karena sulit memperoleh feses, maka jarang diaplikasikan. Komponen teknis pupuk yang biasa digunakan petani adalah urea, dosis tertingginya bisa mencapai 300-400 kg / ha, pupuk kalium jarang digunakan karena harganya yang mahal.
Kebutuhan nitrogen optimal untuk bawang merah adalah 150-300 kg / ha, tergantung varietas dan musim tanam. Dosis pupuk kalium yang diterapkan biasanya antara 50-150 kg / ha. Liptan BPTP Jawa Barat menggunakan pupuk KCl untuk menanam bawang hijau dengan dosis 100 kg / ha. Berdasarkan uraian di atas, diperkirakan pemberian pupuk nitrogen 250 kg / ha dan pupuk kalium 100 kg / ha dapat meningkatkan hasil dan kualitas budidaya bawang merah, sehingga memudahkan petani dalam menggunakan dosis yang tepat.