Produksi bawang merah dan kelapa dalam beberapa tahun ini sangatlah berlebih dan beriringan kepada dampak limbah yang dihasilkan dari kedua produk pertanian tersebut. Limbah dari kedua olahan produk harus diperhatikan karena ketika melakukan kelalaian akan menimbulakn masalah jika tidak ditangani dengan baik.
Limbah kulit bawang merah masih minim untuk digunakan dan hampir sebagian besar rata-rata dibuang tanpa adanya pemanfaatan. Menurut Rezkiwati mengatakan bahwa limbah kulit bawang merah yang dijadikan pupuk organik berbentuk cair dan dapat menggantikan pupuk kimia seperti ZA dan urea. Limbah ampas kelapa dapat digunakan untuk pakan ternak dan sebagian masih terbuang sia-sia. Kandungan zat yang terdapat pada kelapa yaitu kalori, air, protein, lemak, karbphidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, vitamin B1 dan vitamin C.
Pemasalahan sampah menjadi pekerjaan rumah yang harus segera ditangani. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup, komposisi dari sampah terbesar yaitu sampah rumah tangga dan komposisi terbesar dalam sampah rumah tangga adalah limbah organik sebanyak 60%.
Sampah kulit bawang merah sudah banyak dimanfaatkan sebagai campuran pupuk dan berhasil membuat tanaman tumbuh lebih optimal. Adanya zat dan senyawa yang terdapat di bawang merah bisa memberikan kesuburan yang berguna untuk mempercepat pertumbuhan buah dan bunga pada tanaman.Contoh pemanfaatan kulit bawang merah yang diterapkan di daerah Jakarta Timur oleh masnyarakat setempat.
Ada 3 mmanfaat dari kulit bawang merah untuk tanaman yaitu pertama sebagai Pupuk Organik Cair ( POC), kandungan unsur hara pada kulit bawang merah seperti Kalium (K), Magnesium (Mg), Fosfor (P), dan Besi (Fe). Kedua sebagai Zat Pengatur Tumbuhan (ZPT) dalam kulit bawang merah terdapat hormon auksin dan giberelin sebagai hormon pertumbuhan. Ketiga sebagai pestisida nabati, kandungan senyawa acetogenin di dalam kulit bawang merah. Aplikasi pestisida nabati untuk mengendalikan organ percernaan hama serangga yang akan menyerang tanaman.
Contoh kasus kompos kulit bawang merah dan NPK berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai dengan dosis interaksi kompos kulit bawang merah dan NPK sebanyak 600 gram/polibag kompos kulit bawang dan 1,85 gram/polibag NPK.
Berdasarkan penelitian, unsur hara mikro seperti nitrogen dan fosfor dalam pembuatan kompos organik kelapa relatif sama dengan pupuk kandang dan unsur hara P dan K. Kelebihan lain pupuk organik limbah kelapa lebih cepat waktu pengomposannya dibanding dengan kompos pupuk kandang. Penggunaan limbah kelapa sebagai pupuk organik dapat dikembangkan dan sangat efisien serta efektif sebagai solusi untuk pengolahan limbah.
Jadi kesimpulan pemanfaatan limbah pertanian memiliki potensi sebagai pupuk organik, limbah kulit bawang merah dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk organik dan berpengaruh nyata pada pertumbuhan beberapa tanaman dan limbah ampas kelapa dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk organik dan berpegaruh nyata terhadap beberapa pertumbuhan tanaman.
Demikian artikel hari ini seputar pemanfaatan limbah kulit bawang merah dan ampas kelapa. Simak terus artikel Feromonbawang.com untuk mendapatkan informasi seta wawasan seputar pengendalian hama ulat bawang. Feromonbawang menyediakan Feromon Exi untuk mengendalikan serangan ulat bawang. Untuk info lebih lanjut, bisa langsung menghubungi kontak yang terdapat di halaman utama Feromonbawang.com