Manfaat Bawang Putih Bagi Kesehatan

manfaat bawang putih

Bawang putih merupakan komoditas pertanian yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Bawang putih digunakan sebagai bumbu dapur dan penyedap makanan. Selain itu, bawang putih juga digunakan untuk menambah aroma sedap dalam masakan. Siapa sangka, ternyata bawang putih memiliki segudang manfaat bagi Kesehatan tubuh.

Ingin tahu selengkapnya? Simak terus artikel ini!

Baca Juga: Cara Budidaya Bawang Merah

Bawang putih, dengan nama latin Allium sativum, merupakan tanaman yang tumbuh di berbagai belahan dunia. Bawang putoh berasal dari Asia tengah, namun juga ditumbuhkan di Italia dan daerah selatan Perancis. Bawang putih telah lama digunakan sebagai bumbu masakan umum di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika.

Satu buah bawang putih umumnya terdiri dari 1 hingga 10 siung. Yang mana, setiap siungnya memiliki berat kurang lebih 6 hingga 8 gram. Bawng putih mengandung senyawa seperti alliin, allyl propyl disulfide, dialil disulfida, dan dialiltrisulfida.

 

Adapun manfaat bawang putih bagi Kesehatan adalah sebagai berikut:

1.  Mencegah kanker

Bawang putih mengantung senyawa sulfur bioaktif. Peneliti menyakini bahwa senyawa pada bawang putif tersebut memiliki efek terhadap setiap tahap pembentukan kanker. Senyawa ini memengaruhi proses biologis yang mengakibatkan kanker tidak jadi terbentuk. Ini juga disebabkan oleh PhIP. PhIP adalah salah satu bentuk amina heterosikl (HCA) yang memicu kanker payudara pada perempuan dan dihambat perkembangannya.

2.  Mengobati Infeksi Paru-Paru

Bawang putih memiliki sifat anti bakteri dan anti mikroba. Dengan sifat ini, mengonsumsi bawang putih dapat melawan kuman, bakteri, maupun mikroba yang menyebabkan infeksi paru-paru. Mengonsumsi bawang putih secara rutin dapat mengatasi infeksi paru-paru.

3.  Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Selain menjaga pola makan sehat, mengendalikan tekanan darah juga dapat dilakukan dengan mengonsumsi bawang putih. Bawang putih memiliki potensi untuk menurunkan tekanan darah. Penelitian dari Pakistan Journal of Pharmaceutical Sciences menyebutkan bahwa efek penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolik setelah mengonsumsi bawang putih mentah hamper setara dengan obat atenolol. Manfaat ini berasal dari allicin yang didapat dengan mengonsumsi bawang putih dengan cara dikunyak, digiling, maupun dipotong. Efeknya lebih mudah diserap oleh tubuh.

4.  Menyehatkan Jantung

Selain manfaat yang telah disebutkan, bawang putih ternyata juga berpotensi untuk mencegah resiko penyakit jantung. Manfaat bawang putih dapat dirasakan paling konsisten dengan ekstrak bawang putih yang telah dikeringkan. Berdasarkan penelitian, ektrak bawang putih kering dapat dapat mengurangi penumpukan plak lunak dan mencegah pembentukan plak di arteri. Journal of Nutrition juga menyebutkan bahwa ekstrak bawang putih kering dapat menurunkan kadar kalsium serta protein C-reaktif dalam arteri coroner. Adanya kalsium dapat mempersempit atau menyumbat arteri, sedangkan protein C-reaktif adalah protein khusus yang dapat memicu peradangan. Dengan mengonsumsi bawang putih, resiko penyakit jantung dapat dikurangi.

5.  Mengatasi Jerawat

Jerawat memang menjadi masalah Sebagian besar orang, khususnya pada remaja. Namun, jangan menyerah dulu. Bawang putih bisa jadi solusinya. Penelitian menyatakan bahwa bawang putih memiliki sifat anti bakteri, anti jamur, antivirus, dan anti septik. Sifat ini membantu membunuh kuman penyebab jerawat. Sifat-sifat ini juga dapat membantu meredakan peradangan kulit dan meningkatkan sirkulasi darah. Kandungan bawang putih seperti vitamin dan mineral juga dipercaya dapat membasmi jerawat.

 

6.  Menurunkan Kolesterol

Bawang putih memang sudah lama dipercaya sebagai obat pencegah kolesterol tinggi. Penelitian terdahulu juga menyebutkan bahwa mengonsumsi 10 gram bawang putih mentah, sekitar 2 siung kecil, setiap hari berhasil menurunkan kolesterol dalam dua bulan. Peneliti menemukan bahwa efek ini berasal dari kandungan allicin pada bawang putih. Allicin hanya dapat diproduksi ketika siungnya dipotong, ditumbbuk, atau dikunyah. Peran allicin adalah dengan menghambat enzim dalam pembuatan kolesterol.

 

7.  Mengatasi Radang, Pilek, dan Batuk

Bawang putih merupakan obat alami yang dapat memperkuat daya tahan tubuh. Allicin yang terdapat pada bawang putih mampu membunuh kuman penyebab penyakit seperti pilek, flu, batuk, dan juga radang tenggorokan. Mengonsumsi bawang putih dapat mengurangi keparahan gejala penyakit tersebut. Penelitian melaporkan bahwa dengan rutin mengonsumsi bawang putih, resiko sakit seperti pilek, flu, batuk, maupun radang tenggorokan akan berkurang. Selain itu, bawang putih juga dapat mengurangi kelelahan.

 

8.  Menjaga Kesehatan Otak

Peneliti menemukan bahwa bawang putih dapat melindungi sel-sel otak terhadap penuaan dan juga penyakit. Efek ini sangat bermanfaat untuk menjaga Kesehatan system saraf. Bawang putih memberikan manfaat berupa perlindungan bagi sel-sel otak dengan  mengurangi resiko penyakit saraf seperti demensia dan Alzheimer.

Ternyata, bawang putih yang sering kita temui sehari-hari bisa memberikan banyak manfaat apabila dikonsumsi dengan cara yang benar. Terima kasih telah membaca artikel dari feromonbawang. Simak terus artikel seputar bawang di website kami. Feromonbawang juga menyediakan feromon exi untuk mengendalikan serangan ulat bawang yang dapat menurunkan produktivitas panen.

 

 

Cara Budidaya Bawang Merah yang Benar

budidaya bawang merah

Bawang merah, dengan nama latin Allium cepa, adalah komoditas pertanian yang sangat
diperlukan oleh masyarakat. Bawang merah umumnya digunakan sebagai bumbu masakan, baik untuk di rumah maupun skala industri makanan. Karenanya, permintaan akan bawang merah akan selalu ada setiap saat. 
Produksi bawang merah sangat ditentukan oleh teknik budidayanya. Teknik budidaya yang baik dan benar dapat mengoptimalkan hasil produksi bawang merah ketika panen. 

Lantas, Bagaimana teknik budidaya bawang merah yang benar?

Simak penjelasan selengkapnyadi artikel ini!

Baca Juga: Cara Meningkatkan Produktivitas Tanaman Bawang

Syarat Tumbuh

Pertama-tama, kita harus mengetahui apa saja syarat tumbuh tanaman bawang merah. Secara teori, bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan hingga liat. Jenis tanah meliputi alluvial, glei humus, dan latosol. Ph tanah harus berkisar antara 5.6 hingga 6.5. Bawang merah dapat tumbuh pada ketinggian 0 hingga 400 mdpl, dengan kelembaban sekitar 50% hingga 70%, dan suhu antara 25 hingga 32 derajat Celsius.

Pemilihan Bibit

Kualitas bibit sangat menentukan kualitas pemanenan. Pemilihan bibit unggul merupakan kunci untuk mendapatkan hasil panen yang optimal. Pilihlah bibit dengan umbi sekitar 3-4 gram/umbi. Umbi bibit yang baik haruslah disimpan selama 2 hingga 3 bulan. Selain itu, umbi juga harus sehat dengan indikator tidak luka dan keropos.

Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah dilakukan agar bibit bawang merah dapat ditanam dengan baik pada lahan. Pengolahan tanah dilakukan dengan membuat gundukan atau bedengan dengan lebar 1 hingga 1.2 meter. Jarak antar gundukan yang disarankan adalah sekitar 50 cm. 

Pemupukan Sebelum Tanam

Pemupukan sebelum tanam bertujuan untuk mengondisikan tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh bawang merah. Pupuk yang dapat digunakan adalah pupuk kompos dan pupuk kimia. Pupuk kompos dapat ditabur secara merata ke seluruh lahan. Sedangkan pada pupuk kimia, dibutuhkan kombinasi antara nitrogen, sulfur, phosfat, dan KCl kemudian disebarkan ke lahan. Setelah selesai, tunggu hingga 2 minggu sebelum melakukan proses penanaman bawang merah.

Penanaman

Setelah memilih bibit yang berkualitas, mengolah tanah, dan memberi pupuk, penanaman juga harus dilakukan dengan benar. Bawang merah sebaiknya ditanam dengan jarak 15 cm x 15 cm untuk varietas Ilocos, Tadayung, atau Bangkok pada musim kemarau. Pada musim hujan, varietas yang ditanam sebaiknya Tiron dengan jarak 20 cm x 15 cm.

Perawatan Tanaman Bawang Merah

Perawatan merupakan tahap penting dalam budidaya bawang merah. Akan percuma, apabila penanaman sudah dilakukan dengan baik namun tanaman tidak terawat. Berikut merukapan tips-tips untuk merawat tanaman bawang merah di lahan.

1.   Lakukanlah pemupukan secara rutin. Pemupukan dapat dilakukan secara mendasar maupun susulan. Pemupukan mendasar adalah pemupukan yang dilakukan sebelum tanam. Sedangkan, pemupukan susulan dilakukan mulai 10 hari hingga 1 bulan setelah penanaman.

2.   Jangan lupa untuk melakukan penyiraman tanaman. Bawang merah dengan usia 0-10 haru membutuhkan penyiraman yang intensif, yaitu 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Setelah umur bawang merah lebih dari 10 hari, cukup lakukan satu kali penyiraman tiap harinya.

3.   Lakukan penyiangan agar tidak terjadi persaingan nutrisi antara tanaman bawang merah dengan gulma yang tidak diinginkan. Adanya gulma akan mengurangi penyerapan nutrisi pada tanaman yang berakibat menurunnya produktivitas panen. Penyiangan dapat dilakukan dengan membersihkan lahan dari tanaman pengganggu.

4.   Kendalikan hama dan penyakit. Jangan sampai tanaman anda tidak menghasilkan sama sekali karena terserang hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya.

Baca juga: Hama pada Tanaman Bawang

Pemanenan Bawang Merah

Bawang merah yang ditanam pada dataran rendah umumnya dapat dipanen saat umur 55 hingga 70 hari. Sedangkan, bawang merah yang ditanam pada dataran tinggi baru dapat dipanen saat umur 70 hingga 90 hari. Pemanenan bawang merah sebaiknya dilakukan pada pagi hari dengan cuaca cerah. Pemanenan dilakukan dengan mencabut batang dan daun. Selanjutnya, sebanyak 5 hingga 10 rumpun diikat menjadi satu. Berikut adalah beberapa ciri untuk mengetahui apakah tanaman siap dipanen.

1.   Tanaman yang telah cukup tua ditandai dengan batang yang lemas dan daun yang menguning.

2.   Umbi lapis terlihat padat berisi dan beberapa bagian terlihat muncul pada permukaan tanah.

3.   Warna umbi mengkilat atau merah.

budidaya bawang merah

Pascapanen

Setelah pemanenan, lakukan pascapanen yang benar untuk menjaga kualitas bawang merah. Setelah dipanen, bawang merah harus dijemur terlebih dahulu. Penjemuran pertama dilakukan selama 5 hingga 7 hari dengan daun yang menghadap ke atas. Tujuannya adalah mengeringkan daun. Penjemuran kedua dilakukan selama 2 hingga 3 hari dengan umbi yang menghadap ke atas. Hal ini bertujuan untuk mengeringkan umbi sekaligus membersihkan umbi dari sisa kulit, kotoran, dan tanah yang terbawa. Setelah itu, bawang merah disimpan di Gudang. Gudang penyimpanan juga harus baik. Gudang yang baik memiliki aerasi yang baik, dengan suhu 26 hingga 29 derajat Celsius, kelembaban sekitar 70% hingga 80%, dan kebersihan Gudang selalu dijaga dengan baik.

Cara Meningkatkan Produktivitas Tanaman Bawang

Bawang adalah tanaman dengan umbi yang berlapis. Tanaman bawang tergolong dalam komoditas penting yang sangat berarti bagi masyarakat. Bawang digunakan sebagai bumbu masakan maupun bahan makanan yang dikonsumsi tiap harinya. Bawang merah dapat tumbuh pada iklim tropis dan subtropis. Di Indonesia, yang umum dikonsumsi adalah bawang merah, bawang putih, bawang Bombay, dan daun bawang. Keempatnya dipakai sebagai bumbu masakan maupun pelengkap makanan. Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap bawang cukup tinggi, yaitu 2,5 kg/kapita/tahun. Bawang juga dinilai sebagai komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Oleh karena itu, banyak petani yang memanfaatkan lahannya untuk ditanami bawang mulai dari bawang merah, bawang putih, bawang Bombay, dan juga daun bawang.

Tingginya konsumsi bawang harus diiringi oleh produksi bawang yang baik. Bawang dapat ditanam di seluruh daerah di Indonesia. Sehingga, tidak ada kendala terkait habitat tumbuh kembang bawang. Pada artikel kali ini, kita akan membahas apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman bawang.

 

Pertumbuhan bawang tidak terlepas dari faktor lingkungan tumbuh. Layaknya makhluk hidup lain, lingkungan tumbuh yang mendukung akan meningkatkan produktivitasnya.  Adapun lingkungan tumbuh yang cocok bagi tanaman bawang adalah sebagai berikut. Tanaman bawang lebih cocok tumbuh di daerah beriklim kering. Tanaman bawang membutuhkan penyinaran matahari minimal 70%, dengan suhu udara 25 hingga 32 derajat Celsius. Tanaman bawang dapat membentuk umbi di daerah dengan suhu udaranya rata-rata 22°C, tetapi hasil umbinya tidak sebagus di daerah dengan suhu udara yang lebih panas. Bawang akan membentuk umbi lebih besar apabila ditanam di daerah dengan penyinaran lebih dari 12 jam. Di bawah suhu udara 22°C, tanaman bawang tidak akan dapat berumbi. Oleh karena itu, tanaman bawang lebih menyukai tumbuh di dataran rendah dengan iklim yang cerah.

Benih bawang yang berkualitas merupakan faktor penting selanjutnya. Varietas benih untuk budidaya bawang cukup banyak. Ada benih lokal hingga benih hibrida yang diimpor. Bentuk benihnya beragam, ada yang dari biji, ada juga berupa umbi. Kebanyakan budidaya bawang di sentra-sentra produksi menggunakan umbi sebagai benih.

Benih bawang yang baik berasal dari umbi yang telah dipanen tua, lebih dari 80 hari untuk dataran rendah dan 100 hari dataran tinggi. Benih bawang yang baik setidaknya telah disimpan 2 hingga 3 bulan. Ukuran benih sekitar 1,5 hingga 2 cm dengan bentuk yang bagus dan tidak cacat.

Pengolahan tanah merupakan faktor penting juga. Untuk penanaman bawang, tanah dibuat bedengan dengan lebar 1 hingga 1,2 meter, dengan tinggi 20-30 cm dan panjang sesuai dengan kondisi kebun. Tambahkan kapur atau dolomit sebanyak 1 hingga 1,5 ton per hektar apabila keasaman tanah kurang dari pH 5,6. Penambahan kapur setidaknya diberikan 2 minggu sebelum masa tanam.

Pengendalian hama dan penyakit adalah hal penting yang harus diperhatikan selanjutnya. Budidaya bawang memiliki banyak jenis hama dan penyakit. Namun, yang paling sering menyerang di sentra produksi adalah hama ulat dan penyakit layu. Hama ulat menyerang daun, gejalanya terlihat seperti adabercak putih pada daun. Bila daun diterawang terlihat seperti gigitan ulat. Hama ini ditanggulangi dengan pemungutan secara manual, ulat dan telur diambil untuk kemudian dimusnahkan. Bisa juga dengan menggunakan perangkap feromon sex. Bila serangan meningkat, kerusakan lebih dari 5% per rumpun daun, semprot dengan insektisida yang berbahan aktif klorfirifos.

Demikian artikel hari ini seputar cara untuk meningkatkan produksi pada tanaman bawang. Semoga informasi yang terdapat dalam artikel ini bermanfaat. Simak terus artikel Feromonbawang.com untuk mendapatkan informasi seputar pengendalian hama ulat bawang. Feromonbawang juga menyediakan Feromon Exi untuk mengendalikan serangan ulat bawang. Untuk info lebih lanjut, silahkan hubungi kontak yang terdapat di halaman utama Feromonbawang.com

Hama Pada Tanaman Bawang

Bawang merupakan tanaman yang memiliki umbi berlapis. Tanaman ini tergolong komoditas yang penting yang sangat berarti bagi masyarakat. Bawang digunakan sebagai bumbu masakan maupun bahan makanan yang dikonsumsi tiap harinya. Bawang merah dapat tumbuh pada iklim tropis dan subtropis. Di Indonesia, yang umum dikonsumsi adalah bawang merah, bawang putih, bawang Bombay, dan daun bawang. Keempatnya dipakai sebagai bumbu masakan maupun pelengkap makanan. Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap bawang cukup tinggi, yaitu 2,5 kg/kapita/tahun.

Tingginya konsumsi bawang harus diiringi oleh produksi bawang yang baik. Bawang dapat ditanam di seluruh daerah di Indonesia. Sehingga, tidak ada kendala terkait habitat tumbuh kembang bawang. Namun, petani tetap harus berhadapan dengan musuh alamiah. Hama menjadi ancaman utama bagi perkebunan bawang. Pada artikel ini, kita akan membahas jenis-jenis hama yang menyerang tanaman bawang dan dampak yang diakibatkan oleh serangan hama tersebut.

Hama merupakan musuh alamiah berupa serangga atau hewan jenis lainnya yang menyerang tanaman. Tanaman yang merupakan makanan alamiah bagi hama cenderung akan terus diserang, khususnya pada musim kawin. Petani sangat mementingkan pengendalian hama agar produksi panen dapat maksimal. Banyak cara yang dilakukan oleh petani seperti pemberian insektisida, pestisida, dan lain sebagainya.

 

Tanaman bawang harus selalu dijaga agar tidak terserang hama. Adapun lima hama yang menyerang tanaman bawang adalah hama ulat tanah ( Agrotis ipsilon ), hama lalat penggorok daun ( Liriomyza sp ), hama thrips ( Thrips sp ), hama ulat grayak ( Spodoptera litura ), dan hama ulat daun ( Spodoptera exigua ).

Hama Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon )

Ulat ini adalah jenis ulat yang cenderung aktif pada sore dan malam hari. Ulat ini umumnya menyerang tanaman yang berumur 5 hingga 6 hari. Ulat tanah menyerang bagian batang serta daun. Gejala yang ditimbulkan berupa tanaman seperti dikerat atau ditarik.

Hama Lalat Penggorok Daun ( Liriomyza sp )

Lalat penggorok daun adalah hama perusak yang berbahaya bagi bawang. Lalat ini juga menyerang tanaman selain bawang seperti seledri, tomat, timun, kacang panjang, dan tanaman lainnya. Gejala awal yang ditemui adalah munculnya bercak putih pada tanaman yang disebabkan oleh lalat betina saat bertelur. Larva dari lalat ini kemudian akan merusak keseluruhan tanaman bawang.

Hama Thrips ( Thrips sp )

Hama thrips termasuk hama polifag, yang menyerang hamper semua jenis tanaman. Hama ini termasuk Partenogenesis yang mampu berkembang biak tanpa proses perkawinan. Gejala awal serangan hama ini dapat ditemui pada bagian daun muda, pucuk, ataupun bunga. Daun yang terserang biasanya memiliki strip  keperakan yang akan perlahan-lahan mengubah warna daun dari hijau menjadi cokelat. 

Hama Ulat Grayak ( Spodoptera litura )

Hama ulat grayak merupakan ulat berwarna hijau saat kecil dan gelap saat dewasa. Ulat grayak cenderung aktif pada malam hari. Ulat ini biasanya menyerang bagian daun baik muda maupun tua. Gejala awal yang dapat ditemukan adalah daun yang berlubang.

Hama Ulat Daun ( Spodoptera exigua )

Hama ini berasal dari ngengat betina yang bertelur saat musim kawin. Telur akan menetas menjadi ulat daun yang akan menyerang tanaman bawang. Gejala serangan yang dapat ditemukan seperti tanaman layu secara tidak wajar dan bagian daun terlihat menerawang.


Demikian artikel hari ini seputar hama pada tanaman bawang. Semoga informasi yang terdapat dalam artikel ini bermanfaat. Simak terus artikel Feromonbawang.com untuk mendapatkan informasi seputar pengendalian hama ulat bawang. Feromonbawang juga menyediakan Feromon Exi untuk mengendalikan serangan ulat bawang. Untuk info lebih lanjut, silahkan hubungi kontak yang terdapat di halaman utama Feromonbawang.com.

Bawang Merah dan Pengendalian Spodoptera Exigua

Bawang merah merupakan tanaman yang memiliki umbi berlapis, berakar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi bawang merah terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang, kemudian berubah bentuk dan fungsinya, dan akhirnya membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat dan asid folic, sulfur, serta kalsium dan zat besi yang tinggi.

Masalah utama dalam budi daya bawang merah adalah serangan hama ulat bawang (Spodoptera exigua). Hama ini merupakan hama utama di sentra produksi bawang merah. Hasil pengkajian Thamrin et al. (2003) di Sulawesi Selatan menunjukkan, Spodoptera exigua merupakan hama dominan pada tanaman bawang merah. Selanjutnya, Moekasan et al. (2005) melaporkan bahwa kehilangan hasil panen akibat serangan ulat bawang dapat mencapai 100% jika tidak dilakukan upaya pengendalian karena hama ini bersifat polifag. Ngengat betina meletakkan telur secara berkelompok pada daun bawang atau gulma di sekitarnya. Dalam waktu 2 hingga 3 hari, telur akan menetas dan ulat masuk ke dalam daun bawang untuk hidup dan berkembang (Samudra 2006).

Perkembangan dan proses reproduksi Spodoptera exigua dipengaruhi oleh juvenile hormon (JH), terutama dalam proses fisiologi. Petani biasanya mengendalikan Spodoptera exigua dengan menyemprotkan insektisida kimiawi berdosis tinggi. Penyemprotan dilakukan dua hari sekali sehingga tanaman aman dari serangan ulat bawang. Penggunaan insektisida yang intensif dapat menyebabkan hama menjadi resisten pada insektisida yang digunakan.

Feromon adalah zat yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan membantu proses reproduksi. Feromon merupakan senyawa yang dilepas oleh salah satu serangga yang mempengaruhi serangga lain dengan adanya tanggapan fisiologi tertentu. Berbeda dengan hormon, feromon menyebar ke luar tubuh dan hanya dapat mempengaruhi dan juga dikenali oleh individu lain yang satu spesies.

Feromon seks serangga dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan serangga hama, baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu untuk memantau serangga hama, sebagai perangkap massal, mengganggu perkawinan, dan bila  feromon sebagai atraktan dikombinasikan dengan insektisida dapat bersifat sebagai pembunuh (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2007). Feromon seks memiliki sifat yang spesifik untuk aktivitas biologis, di mana jantan atau betina dari spesies yang lain tidak akan merespons terhadap feromon yang dikeluarkan betina atau jantan dari spesies yang berbeda.

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen) telah mengembangkan inovasi teknologi feromon seks untuk mengendalikan hama ulat bawang. Penelitian feromon seks dilakukan secara bertahap mulai dari skala laboratorium sampai skala lapang dan uji coba di beberapa lokasi lapang.

Feromon sebagai penarik serangga jantan dewasa dipasang pada alat perangkap berupa stoples plastik yang dirancang khusus. Cara pengendalian ini lebih efektif, efisien, murah, dan ramah lingkungan dibandingkan dengan pengendalian menggunakan insektisida. Feromon seks mulai diaplikasikan saat tanaman berumur 3 hari. Feromon diletakkan pada perangkap dengan digantungkan di dalam toples plastik yang bagian bawahnya diisi air sabun. Perangkap berferomon ditempatkan pada pinggiran pertanaman bawang pada ketinggian 30 cm di atas permukaan tanah dengan jarak masing-masing perangkap 15 m. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa hasil bawang merah dengan menggunakan feromon seks lebih tinggi dibandingkan dengan cara petani. Hasil percobaan lapang menunjukkan pengaruh pemberian feromon terhadap produktivitas bawang. Hasil tertinggi diperoleh di Brebes (18-19 ton/ha). Sedangkan dengan cara manual, produksi hanya mencapai 13.5 hingga 14.25 ton/ha. Penggunaan Feromon sex jelas dapat mengendalikan serangan hama ulat bawang dan meningkatkan produktivitas bawang merah.

Simak terus artikel Feromonbawang.com untuk mendapatkan informasi seputar pengendalian hama ulat bawang. Feromonbawang juga menyediakan Feromon Exi untuk mengendalikan serangan ulat bawang. Untuk info lebih lanjut, silahkan hubungi kontak yang terdapat di halaman utama Feromonbawang.com