Mengendalikan Serangan Ulat Bawang dengan Feromon-Exi

Serangan ulat bawang memang ditakuti oleh para petani. Setiap musim kawing ngengat, di situlah muncul telur-telur yang akan menetas menjadi ulat. Seekor ngengat betina dapat menghasilkan hingga 600 butir telur yang akan mejadi ulat. Setiap tahun, petani mengantisipasi serangan dari ulat bawang, kalau tidak mereka akan kehilangan sebagian besar produksi, bahkan bisa keseluruhan.

Apa yang dapat dilakukan untuk mengendalikan serangan ulat bawang ini? Pada artikel sebelumnya tentang Cara Mengendalikan Serangan Ulat Bawang, sudah ada penjelasan tentang cara apa yang lazim digunakan dan bagaimana metodenya. Cara yang banyak digunakan ada 2, yaitu menggunakan perangkap lampu dan perangkap feromon. Perangkap lampu menhasilkan cahaya yang berfungsi untuk mengundang ngengat agar bertelur di sumber cahaya, sedangkan perangkap feromon menggunakan senyawa kimia alami yang dihasilkan ngengat saat musim kawin agar ngengat bertelur di tempat yang dikehendaki. Keduanya efektif untuk mengatasi serangan hama ulat tersebut. Namun, artikel ini akan membahas lebih jauh pada penggunaan perangkap feromon dan membandingkannya dengan cara yang lain.

Perangkap feromon merupakan perangkap yang menggunakan senyawa kimia alami ngengat untuk mengundang ngengat betina agar bertelur di perangkap yang telah disediakan. Perangkap ini kadang juga disandingkan dengan penggunaan insektisida agar saat ngengat bertelur akan langsung dimatikan. Salah satu merk feromon yang berkualitas adalah Feromon Exi. Feromon Exi merupakan terobosan teknologi yang dihasilkan melalui penelitian BB-Biogen sejak tahun 2003 dan lisensinya dimiliki oleh Nusagri Bogor.

Feromon Exi adalah feromon ulat bawang untuk mengendalikan hama ulat bawang di kebun bawang. Penggunaan Feromon Exi cukup mudah untuk diterapkan. Petani hanya harus menyiapkan wadah yang cukup untuk menampung feromon ini di kebun bawang mereka. Wadah dapat berupa apa saja yang mampu menampung cairan, seperti toples, ember, maupun botol bekas.

Feromon Exi telah diuji-coba di beberapa lahan bawang. Beberapa diantaranya dilakukan di Brebes, Cirebon, dan Nganjuk. Sebagai contoh, uji coba di Cirebon dilakukan pada lahan seluas 25 hektare. Feromon seks diaplikasikan saat umur tanaman 1 minggu, selanjutnya pemasangan kedua dilakukan saat umur tanaman 27 hari. Perangkap feromon berupa wadah, contohnya toples plastik, yang dirancang khusus, dimana di bagian atasnya digantungkan senyawa feromon seks dan bagian bawahnya diisi air sabun. Perangkap feromon diletakkan di pinggir tanaman bawang, secara acak dengan jarak 15 m dari masing-masing perangkap. Perangkap diletakkan di ketinggian 30 cm di atas tanah menggunakan bantuan kayu penopang.

Hasil uji coba di lapang menunjukkan bahwa tanaman bawang yang tidak diperlakukan dengan feromon membutuhkan penyemprotan insektisida sebanyak 12 kali. Setiap 2 hari sekali, penyemprotan harus dilakukan untuk mengendalikan hama. Namun, tanaman bawang yang diberi perlakuan feromon seks hanya memerlukan insektisida sebanyak 3 kali semprotan. Rata-rata, dalam semalam feromon mampu menangkap 200 serangga.

Dibanding cara pengendalian lainnya, penggunaan Feromon Exi bersifat ramah lingkungan, selektif untuk hama tertentu, mampu menekan populasi serangga secara nyata, serta biaya yang dialokasikan lebih murah.

Feromonbawang.com menyediakan Feromon-Exi sebagai feromon untuk mengendalikan serangan hama ulat bawang yang efektif. Untuk info lebih lanjut, silahkan hubungi kontak yang terlampir di halaman website Feromonbawang.com. Simak terus artikel kami di website feromonbawang.com.

Cara Mengatasi Serangan Hama Ulat Bawang

Serangan ulat bawang menjadi ancaman bagi petani. Ulat bawang mengakibatkan penurunan produksi bawang sampai menyebabkan kegagalan panen. Berbagai cara pun dilakukan agar serangan ulat bawang dapat dikendalikan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan serangan ulat bawang.

Sebelum itu, jika anda penasaran seperti apa ulat bawang itu, anda bisa membaca artikel kami Mengenal Spodoptera Exigua: Hama Tanaman Bawang. Pada artikel tersebut tercantum asal ulat bawang, kebiasaan ulat bawang, hingga gejala dan dampak akibat serangan ulat bawang.

Pada artikel tersebut, telah disebutkan bahwa ada 5 jenis cara pengendalian yang akan dibahas satu-persatu. Kelima cara tersebut adalah pengendalian kultur teknis, pengendalian mekanis, pengendalian fisik, pengendalian hayati, dan pengendalian kimiawi.

Pengendalian Kultur

Pengendalian kultur atau teknik budidaya merupakan pengendalian dengan cara mengelola lingkungan atau ekosistem sedemikian rupa hingga kurang cocok bagi kehidupan ulat bawang. Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sanitasi, pengolahan tanah, pengelolaan air,  pengaturan jarak tanam, tumpangsari, rotasi tanaman, penggunaan tanaman perangkap, pengaturan waktu tanaman, dan penggunaan tanaman resisten. Cara ini melibatkan waktu yang lebih lama, namun belum maksimal mengendalikan serangan hama.

Pengendalian Mekanis

Pengendalian mekanis merupakan pengendalian secara mekanis dengan tujuan mematikan hama secara langsung, baik dengan tangan maupun dengan bantuan alat. Pengendalian dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur lalu dibakar atau dimusnahkan.

Pengendalian Fisik

Pengendalian fisik merupakan pengendalian yang dilakukan dengan cara  mengatur faktor fisik yang dapat memengaruhi perkembangan hama hingga menyebabkan hama sulit untuk bertahan hidup. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan perangkap feromon seks, perangkap lampu, dan kelambu kasa.

Feromon seks merupakan zat alamiah yang dikeluarkan serangga sebelum kawin. Perangkap feromon seks bertujuan untuk mengundang serangga betina untuk bertelur di perangkap yang berisi feromon seks, sehingga tidak menyebar ke seluruh kebun bawang. Cara ini cukup murah dan menghemat banyak waktu dibanding cara lain. Cara ini juga terbukti efektif untuk mengendalikan serangan hama.

Perangkap lampu merupakan perangkap sederhada yang didisain untuk menarik  ngengat melalui cahaya lampu. Waktu efektif untuk menggunakan perangkap waktu adalah pukul 18.00 – 24.00 WIB. Untuk satu hektare lahan, jumlah perangkap lampu yang dibutuhkan berkisar 25 – 30 unit. Cara ini lebih mahal dibanding perangkap feromon dan harus dilakukan pada waktu tertentu saja.

Kelambu kasa merupakan sebuah penutuh yang melindungi tanaman sehingga ngengat tidak bisa bertelur di areal tanaman. Kelambu kasa terbuat dari bahan khusus yang tahan terhadap perubahan cuaca. Umumnya, kelambu kasa bisa dipakai 6 hingga 8 kali dalam satu musim tanam.

Pengendalian Hayati

Pengendalian hayati merupakan pengendelaian dengan memanfaatkan agen hayati yaitu virus se-NPV (Spodoptera exigua-Nuclear polyhedrosis virus ). Virus se-NPV merupakan virus pathogen yang dapat dibuat dari larva Spodoptera exigua  yang telah terinfeksi oleh se-NPV yang telah digunakan.

Pengendalian Kimiawi

Pengendalian kimiawi merupakan pengendalian yang dilakukan dengan insektisida dengan melihat kelompok telur yang terdapat pada tanaman.

Kelima cara tersebut adalah cara yang dilakukan untuk mengatasi serangan hama ulat bawang pada tanaman bawang. Cara yang disarankan adalah menggunakan perangkap feromon seks. Perangkap feromon seks efektif untuk mengendalikan serangan ulat bawang. Biaya yang dikeluarkan juga lebih sedikit daripada perangkap lampu dan tidak membutuhkan alokasi waktu yang banyak seperti pemasangan kelambu kasa dan cara lainnya.

Simak terus artikel seputar bawang yang terdapat di Feromonbawang.com. Feromonbawang.com juga menyediakan Feromon-Exi sebagai feromon seks untuk mengendalikan serangan hama ulat bawang.

 

Mengenal Spodoptera Exigua: Hama tanaman Bawang

Hama merupakan hewan yang tidak diinginkan dan merusak proses budidaya suatu tanaman. Hewan yang tidak merusak tidak dikategorikan sebagai hama. Tanaman selalu memiliki hama alamiah yang merusak dan menghambat pertumbuhannya. Bagi petani, hama merupakan ancaman serius yang dapat menyebabkan kegagalan panen pada suatu komoditas. Tentunya kegagalan panen akan merugikan bagi petani dan banyak orang yang mengonsumsi komoditas yang ditanam. Pada kebun bawang, hama yang biasanya menyerang tanaman adalah Spodoptera exigua atau ulat bawang.

 

Spodoptera exigua merupakan ulat yang menjadi hama pada tanaman bawang. Ulat ini berasal dari ngengat yang menetaskan telurnya. Ngengat betina mulai bertelur pada umur 2 hingga 10 hari. Jumlah telur yang dihasilkan ngengat betina dapat mencapai 600 butir telur. Telur ngengat menetas menjadi ulat dengan warna yang bervariasi yaitu hijau, coklat muda, dan hitam kecoklatan. Ulat ini sering disebut sebagai ulat bawang karena menyerang tanaman bawang. Ulat bawang memiliki panjang hingga 19 mm dan hidup dengan memakan daun terutama daun tanaman bawang. Ulat bawang akan hidup di dalam daun selama 9 hingga 14 hari. Setelah itu, ulat akan berkepompong di dalam tanah selama 8 hingga 10 hari. Ulat bawang lebih aktif di malam hari.


Tanaman yang terserang ulat  akan memiliki gejala seperti: bagian tanaman terserang terutama daun, baik daun tanaman muda maupun tua, setelah menetas, ulat muda akan segera melubangi bagian ujung daun lalu masuk ke dalam daun. Ujung daun akan terlihat berlubang. Ulat akan menggerek permukaan dalam daun, epidermis luar ditinggalkan.

Serangan ulat bawang dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengakibatkan penurunan produksi bawang. Akibat terburuknya adalah kegagalan panen. Tentunya ini merupakan hal yang sangat merugikan. Petani menggunakan beberapa cara untuk mengatasi serangan ham ulat bawang, seperti pengendalian kultur teknis, pengendalian mekanis, pengendalian fisik, pengendalian hayati, dan pengendalian kimiawi. Diantara cara pengendalian tersebut, penggunaan feromon (fisik) lebih baik dan disarankan untuk mengendalikan serangan ulat bawang di kebun.

Meskipun dikenal menyerang tanaman bawang, ulat ini juga menyerang beberapa tanaman lain seperti: kucai, cabai, jagung, kapas, dan tanaman kacang-kacangan.

Terima kasih telah membaca artikel kami tentang Spodoptera exigua. Semoga artikel ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi pembaca. Setelah mengenal ulat bawang dan gejala serangannya, artikel berikutknya akan membahas tentang bagaimana cara untuk mengatasi seragan hama ulat baik secara mekanis, fisik, Teknik budidaya, hayati, maupun kimiawi. Feromonbawang.com menyediakan Feromon-Exi sebgai feromon ulat bawang berkualitas yang ramah lingkungan. Feromon-Exi telah teruji di lapangan dan terbukti efektif untuk mengendalikan serangan ulat bawang. Biaya yang dikeluarkan untuk Feromon-Exi  juga lebih murah dari pada menggunakan perangkap lampu yang umum digunakan petani.